' aku butuh waktu sendiri..'
Suaramu dari ujung telepon sana
Aku hanya terpaku. Ini tentang sebatas rindu yang kamu tepiskan ataukah tentang kita yang kamu coba putuskan?
Entahlah..
Dari balik jendela lantai 2 KFC tatapanku kosong. Sejak beberapa hari lalu ini tempatku. Menumpahkan segala isi tangisku
Aku mengingatmu sebagai sebaik-baiknya laki-laki. Namun, kamu mengingatku sebagai yang paling wajib dibenci. Aku menempatkanmu pada hati yang aku persilahkan sebagai rumahmu, namun bagimu hatimu bukan rumahku.
Segala hal yang membuatmu bahagia telah aku usahakan. Segala cara tentang baiknya kehidupan yang kamu sodorkan tidak pernah aku tentang. Aku setia pada setiap aturanmu. Dan aku pastikan selalu , aku hanyalah untukmu.
Namun bagaimana sayang? Mengapa saat kali terakhir pertemuan kita aku tak mengenalimu? Mengapa bagiku sosok hangat itu hilang darimu? Mengapa tatapan itu seolah mengusirku?
Dirimu tak lagi aku kenali.
Gemuruh rasa sakit tanpa kehadiranmu tak pernah lagi kamu hiraukan. Tangisku yang selalu pecah setiap saatnya selalu saja kamu tepiskan. Aku melewati ini sendiri, dengan seluruh luka yang menghujam yang selalu kamu abaikan.
Terima kasih, sayang.
No comments:
Post a Comment